Akhir-akhir ini sejumlah wilayah di Indonesia tengah
mengalami cuaca buruk. Hujan lebat hampir setiap hari mengguyur sejumlah
wilayah, terutama di Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan potensi terjadinya bencana
alam seperti banjir dan tanah longsor.
            Namun
bukan itu saja yang menimbulkan keresahan. Sejumlah calon penumpang pesawat
terbang pun turut merasa was-was adanya cuaca buruk dapat membahayakan
penerbangan mereka. Namun benarkah cuaca buruk dapat membahayakan penerbangan?
Bagaimana cara pilot dan seluruh pihak terkait mengantisipasi hal ini? Mari
kita bahas.
1.     
Persiapan
Sebelum Penerbangan
Sebelum terbang,
pilot dan maskapai perlu menyiapkan sejumlah dokumen terlebih dahulu. Salah 1
nya ialah data mengenai cuaca mulai dari bandara keberangkatan, rute sepanjang
perjalanan, hingga sampai bandara tujuan yang diperoleh dari BMKG. 
Data ini sangat
berguna bagi pilot agar mengetahui apa yang akan mereka hadapi selama
penerbangan sehingga dapat mengantisipasinya. Jika terdapat perkiraan cuaca
buruk, maka jumlah bahan bakar yang dibawa pun akan ditambah sehingga cukup
jika terjadi perubahan rute penerbangan.
2.     
Ketangguhan
Pesawat
Water Ingestion
Test
Pesawat adalah
suatu moda transportasi yang didesain untuk dapat beroperasi dalam berbagai
kondisi cuaca. Ketika masih dalam tahap produksi, mesin pesawat melakukan
sejumlah pengujian untuk mengetahui kemampuannya. Salah 1 pengujian yang
dilakukan adalah menembakkan air bertekanan tinggi langsung ke arah mesin yang
sedang beroperasi atau yang biasa disebut water ingestion test. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa mesin pesawat tidak akan mengalami kegagalan
fungsi meski didera hujan selebat apapun.
Selain mesin,
badan pesawat pun tak kalah tangguh. Badan pesawat biasa dibuat menggunakan
logam alumunium. Selain karena ringan dan kuat, alumunium juga dapat melindungi
pesawat ketika terkena petir. Ketika tersambar petir, badan pesawat yang
terbuat dari alumunium akan langsung mengalirkannya keluar dan membuangnya
sehingga penumpang dan seluruh hal yang ada di dalam pesawat akan tetap aman.
Jika pesawat
tersambar petir, maka pilot akan sesegera mungkin mencari bandara terdekat
untuk melakukan pendaratan darurat. Hal ini bukan karena terjadi kerusakan pada
pesawat, namun untuk menginspeksi dan memastikan tidak terjadi kerusakan pada
pesawat sehingga tetap aman untuk digunakan dalam melanjutkan perjalanan.
3.     
Radar
Cuaca
Tampilan radar
cuaca. Warna magenta dan merah meunjukkan awan yang pekat 
Cuaca merupakan
sesuatu yang sulit diprediksi secara presisi dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Data cuaca yang disiapkan sebelum penerbangan hanya akan memberikan gambaran
umum. Untuk mengetahui keadaan cuaca secara pasti maka dipasang radar cuaca
pada kokpit. Radar cuaca dapat mengetahui keadaan cuaca di sekitar pesawat pada
radius tertentu, seperti keberadaan awan hujan (cumulonimbus) termasuk
lebar dan ketinggiannya.
Dengan mengetahui
keberadaan awan cumulonimbus, maka pilot dapat menghindarinya dengan
cara berbelok mengitarinya atau jika memungkinkan menaikkan ketinggian untuk
terbang melaluinya. Hal ini tentu perlu dikomunikasikan dengan petugas ATC
terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada pesawat lain yang ada di sekitar
sehingga terhindar dari risiko bertabrakan.
Menghindari awan cumulonimbus
tentunya memerlukan bahan bakar lebih yang merugikan secara ekonomi. Namun
seorang pilot tidak akan mengompromikan keselamatan penerbangan dengan masalah
ekonomi atau masalah-masalah lainnya.
4.     
Koordinasi
dengan Berbagai Pihak
Cuaca buruk
biasanya bukan merupakan masalah ketika pesawat sudah berada pada ketinggian
jelajah. Cuaca buruk seperti hujan lebat akan menjadi persoalan ketika pesawat
akan mendarat atau lepas landas. Hujan lebat dapat membuat landasan menjadi
basah sehingga mengurangi kemampuan pengereman pesawat. Hujan lebat juga dapat
mengurangi jarak pandang pilot dan petugas ATC.
Namun kita tak
perlu khawatir dengan hal itu. Dunia penerbangan memiliki aturan yang ketat
dalam pengoperasiannya. Jika jarak pandang di bawah standar minimal atau
landasan memiliki genangan air yang melebihi batas, maka pesawat tidak akan
diizinkan mendarat atau lepas landas (pesawat yang akan mendarat biasanya akan
mendapat perintah untuk terbang berputar-putar di sekitar bandara hingga cuaca
aman atau dialihkan ke bandara lain jika cuaca sangat ekstrem).
Jika cuaca sangat
ekstrem seperti terjadi badai dan angin kencang, maka penerbangan terpaksa
ditunda (delay). Hal ini akan merugikan maskapai karena harus memberikan
kompensasi kepada calon penumpang. Namun maskapai tidak akan
mempermasalahkannya karena keselamatan adalah prioritas pertama dalam
penerbangan.
5.     
Keterampilan
Pilot dan Awak Kabin
Terkadang ada
kalanya dalam penerbangan pilot tidak dapat menghindari awan dan harus masuk ke
dalamnya sehingga menyebabkan turbulensi atau guncangan. Namun kita
tidak perlu khawatir akan hal ini. Turbulensi merupakan hal yang lazim terjadi
dalam penerbangan. Pilot sudah dilatih berulang kali untuk menghadapi situasi
seperti ini sehingga dapat mengatasinya. Awak kabin pun juga siap memberikan
bantuan jika diperlukan. Selama kita mengikuti instruksi dari pilot dan awak
kabin, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
1 hal yang perlu diingat ketika kita akan melakukan
penerbangan adalah seluruh pihak terkait, baik itu pilot, awak kabin, pegawai
maskapai, petugas ATC, BMKG, dan lain sebagainya merupakan orang biasa yang
juga memiliki keluarga. Tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki keinginan
untuk sengaja mencelakakan orang lain. Ketika pesawat tidak diberikan izin
untuk lepas landas dan terpaksa delay maka percayalah bahwa itu demi
kebaikan semua pihak. Sebaliknya, jika pesawat sudah diberikan izin untuk lepas
landas, maka percayalah pesawat aman untuk melakukan penerbangan apapun kondisi
cuacanya. Tidak ada yang perlu ditakutkan selama penerbangan selama kita
menaati segala peraturannya. Hal penting lainnya yang perlu diingat adalah
jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah melakukan penerbangan.
Okee
sekian dulu pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Salam~







Comments
Post a Comment