Bahan bakar merupakan salah 1 komponen
paling penting dalam segala jenis moda transportasi. Bahan bakar (yang biasanya
merupakan baham kimia) dapat mengonversi energi kimia menjadi energi kinetik sehingga
dapat menggerakan suatu moda transportasi.
            Pada pesawat, bahan bakar yang biasa
digunakan adalah avtur. Namun dimanakah bahan bakar tersebut disimpan dalam
pesawat? Gambar di atas menunjukkan penampang lintang bagian dalam pesawat (aircraft
cross-section). Terlihat bahwa pada bagian atas digunakan sebagai tempat
duduk penumpang dan bagian bawah digunakan sebagai tempat bagasi sehingga tidak
terlihat ruang yang cukup untuk menyimpan bahan bakar.
            Bahan bakar pada pesawat disimpan di
dalam sayap. Kenapa bahan bakar tersebut disimpan di dalam sayap? Mari kita
bahas.
1.      Mengurangi
Beban pada Sayap
Bayangkan
anda sedang mengangkut sekarung beras seberat 10 kg. Kira-kira bagaimana cara
yang lebih mudah untuk mengangkutnya? Apakah dengan kedua tangan disatukan dan
mengangkat karung tersebut dari bagian tengah? Atau dengan tangan satu memegang
salah 1 ujung karung dan tangan lain memegang ujung lainnya? Tentu lebih mudah
dengan cara kedua bukan?
Begitu
pula pada pesawat. Pesawat memanfaatkan aliran udara pada bagian sayap untuk
menghasilkan gaya angkat dan bergerak di udara. Hal ini memberikan beban dan
tekanan yang kuat pada sayap, terutama ketika pesawat lepas landas.
Avtur
merupakan bahan bakar yang cukup berat dengan densitas 775-840 kg/m3
(bandingkan dengan pertamax yang memiliki densitas 715-770m3). Apabila
avtur disimpan pada badan pesawat, maka beban pada badan pesawat akan menjadi
sangat besar. Hal ini akan semakin menambah beban dan tekanan pada sayap.
Bila
avtur disimpan pada sayap maka distribusi massa pada pesawat akan jadi lebih rata
sehingga beban dan tekanan pada pesawat dapat diminimalisir.
2.      Pusat
Gravitasi
Sayap
pesawat sengaja didesain berada di bagian tengah yang merupakan pusat
gravitasinya. Dengan bahan bakar yang disimpan pada sayap, maka keseimbangan
pesawat akan lebih terjaga. Jika bahan bakar diletakkan pada bagian hidung atau
ekor pesawat yang jauh dari pusat gravitasi, maka pesawat akan menjadi lebih
berat pada 1 sisi sehingga menghasilkan ketidakseimbangan.
3.      Dekat
dengan Mesin
Seperti
yang sudah dibahas sebelumnya, pesawat memanfaatkan aliran udara pada sayap
untuk menghasilkan gaya angkat dan beregerak yang dihasilkan oleh mesin. Mesin tersebut
dapat bergerak karena adanya bahan bakar. Dengan diletakkannya bahan bakar pada
sayap, maka bahan bakar akan menjadi lebih dekat dengan mesin sehingga dapat
mencegah melubernya bahan bakar jika terjadi kebocoran.
4.      Keselamatan
Tidak
ada 1 pun orang yang menginkan terjadinya kejadian buruk atau kecelakaan dan selalu
menginginkan hal baik untuk terjadi. Namun ada baiknya untuk mempersiapkan diri
bila hal buruk tersebut terjadi.
Hal
ini juga berlaku pada pesawat. Tidak ada yang menginkan terjadinya kebocoran
bahan bakar yang dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Namun bila hal tersebut
terjadi, letak sayap yang relatif jauh dari badannya diharapkan dapat meminimalisir
kemungkinan untuk penumpang terkena ledakan secara langsung.
Pengisian
bahan bakar pada pesawat sedikit berbeda dengan pengisian bahan bakar pada moda
transportasi darat seperti mobil, motor, bus, atau lainnya. Pada moda
transportasi darat, kita dapat mengsisi bahan bakar hingga penuh (atau sesuai
dengan isi dompet) sebelum melakukan perjalanan.
Hal
ini berbeda dengan pesawat. Bahan bakar pada pesawat harus diisi seminimal
mungkin agar mengurangi beban pesawat, namun cukup untuk melakukan perjalanan
hingga mencapai destinasi dan cukup untuk keadaan darurat (misalnya seperti
pesawat harus berputar di udara ketika cuaca buruk). Faktor lain yang juga
harus diperhitungkan adalah ketinggian penerbangangan (cruising altitude),
kecepatan angin, beban yang diangkut, dan temperatur udara.
            Okee sekian dulu pembahasan kali ini. Semoga
bermanfaat. Salam~


Comments
Post a Comment